Mengapa Nokia kalah saing di pasaran? Sebagai pengguna smartphone pastinya anda hafal dengan berbagai brand atau merek smartphone yang ada saat ini ya. Namun apakah anda masih ingat dengan Nokia? Yang mana Nokia sendiri adalah merek ponsel yang begitu berjaya di masanya. Bahkan sebelum adanya iPhone dan BlackBerry, Nokia menjadi “raksasa” penguasa pasaran ponsel genggam alias hp pada masa itu.
Sebagai merek hp “legend” tentunya Nokia mempunyai berbagai keunggulan, terbukti bahwa hp rilisan Nokia mampu menjangkau berbagai kalangan dan berhasil menarik perhatian sebagian besar market pada saat itu. Tapi mengapa kini namanya seakan tenggelam dan tidak muncul ke permukaan? Tentu ada berbagai alasan di baliknya.
Hal-hal yang Membuat Nokia Kalah Saing di Pasaran
Nokia sendiri merupakan brand ponsel asal Finlandia, sebagai perusahaan yang begitu populer di zamannya Nokia merilis hp dengan harga dan fitur yang beragam. Bagi masyarakat Indonesia, tentunya Nokia seakan menjadi merek hp favorit dan begitu populer.
Tapi sangat disayangkan kepopuleran Nokia seakan lenyap ketika teknologi dari hp iPhone dan Android muncul ke pasaran dan menarik perhatian banyak masyarakat dunia. Karena hal tersebut Nokia pun jatuh dan cukup sulit untuk bangkit kembali di zaman sekarang yang begitu populer smartphone dengan OS iOS dan Android.
Nokia kalah saing tentu ada berbagai hal yang menyebabkannya, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Sepakat dengan Perusahaan Microsoft
Nokia mengambil langkah besar, yaitu perusahaan ini menjual dirinya ke Microsoft yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia. Sayangnya penjualan tersebut dilakukan di waktu yang tidak tepat. Di mana ketika itu Microsoft sedang mengalami kerugian besar, hingga akhirnya penjualan produk Nokia pun mengalami kemerosotan sehingga sulit untuk bertahan.
Di waktu yang bersamaan, Samsung dan Apple sebagai perusahaan yang merilis smartphone pun mengambil langkah signifikan dalam perkembangan teknologi dan inovasi terbaru. Karena hal itu secara perlahan Nokia mulai ditinggalkan para pengguna, dan bisa dikatakan tertinggal jauh untuk beradaptasi dengan cepatnya perubahan market.
Akuisisi Microsoft atas perusahaan hp tersebut dianggap menjadi kesalahan yang begitu besar karena penjualan dilakukan saat waktu tidak tepat. Berbagai usaha sudah dilakukan namun tidak membuahkan hasil yang baik.
2. Nokia Kalah Saing Karena Berlawanan dengan Evolusi Smartphone
Nokia sebenarnya gagal dalam memanfaatkan Android, berbeda dengan Samsung yang merilis beragam smartphone dengan OS Android yang ramah pengguna dan hemat biaya, hal tersebut tidak dilakukan oleh Nokia. Brand-brand lain sibuk untuk terus berinovasi dan merilis smartphone terbaik mereka serta mengikuti perkembangan zaman, namun Nokia tidak melakukan hal yang sama.
Manajemen dari perusahaan hp tersebut mengemukakan pendapat bahwa masyarakat nampaknya akan sulit untuk menerima hp touchscreen atau layar sentuh, sehingga Nokia tetap merilis hp dengan jenis QWERTY keyboard.
Di sisi lain Nokia sendiri tidak menganggap Android sebagai inovasi teknologi dan tidak ingin menggunakan sistem operasi (OS) tersebut ke hp buatannya. Nokia masih bertahan dengan Symbian yang merupakan OS untuk hp tersebut. Sangat disayangkan Symbian sulit mengejar ketertinggalannya terhadap Samsung dan Apple yang telah “melesat” begitu cepat.
3. Gerakan yang Lambat
Penyebab Nokia kalah saing yang selanjutnya adalah “gerakan” lambat alias tidak mengikuti perubahan zaman dan teknologi terkini. Nokia sejak lama dikenal sebagai perusahaan terkemuka dan begitu memperhatikan hardware, namun tidak dengan software.
Harapan Nokia dalam menjadi salah satu pelopor, namun akhirnya Nokia melakukan transisi saat mayoritas brand smartphone besar sudah mulai merilis hp canggih mereka.
4. Gagalnya Pemasaran
Strategi pemasaran memang sangat diperlukan oleh suatu perusahaan agar produk yang diproduksi bisa dikenal luas oleh masyarakat. Namun strategi pemasaran dari Nokia terbilang buruk, sehingga membuat Nokia kalah saing. Perusahaan pertama yang menerapkan cara branding payung adalah Apple, perusahaan ini menempatkan iPhone sebagai bagian atas rangkanya.
Apple sendiri terus menambahkan variasi baru setiap tahunnya, begitu juga dengan Samsung yang merilis seri Samsung Galaxy. Hal tersebut membuat Nokia mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan jumlah peminatnya kian menurun.
5. Kurang Inovasi
Alasan yang selanjutnya adalah kurangnya inovasi sehingga membuat Nokia kalah saing di pasaran. Apakah anda masih ingat bahwa Nokia terlalu melebih-lebihkan value di produknya? Bahkan perusahaan ini merasa banyak orang yang masih setia membeli produk buatannya.
Bukan hanya itu saja, Nokia juga dianggap kurang inovasi dalam produk buatannya sehingga minat pasar kian menurun. Sedangkan kompetitornya yaitu Apple dan Samsung lebih “melek” akan inovasi dan merilis hp canggih dengan teknologi terbaru di setiap tahunnya. Berbeda dengan Nokia yang saat itu hanya merilis hp dengan fitur dasar dan Windows yang bisa dibilang cukup membosankan. Di era 4G pun Nokia tidak mempunyai hp dengan jaringan 3G.
Keputusan yang salah dari Nokia ini membuat namanya kian tenggelam. Inovasi tidak dilakukan, Nokia menahan diri untuk menggunakan teknologi terbaru. Gagalnya Nokia juga menjadi pembelajaran bahwa inovasi dan peningkatan keberlanjutan merupakan hal penting dan tidak boleh dilewatkan.